Rabu, 04 Mei 2011

Jadi maunya bagaimana???

Follow gieantara31 on Twitter
Penulis : Gie Antara



Siang ini hari begitu cerah, tukang servis laptop menelponku dan mengabarkan bahwa laptopku sudah bisa diambil hari ini. Prikitiuw! Akhirnya aku akan segera dapat kembali bercengkerama dengan cinta sejatiku yang kini mungkin juga tak sabar untuk dapat kujamahi lagi lekuk-lekuk setiap tubuhnya dengan jari-jariku yang indah ini ( subjektif dikit boleh dong..). Sudah hampir 2 minggu aku tak bersamanya, semenjak laptopku meminum sebotol mizone , maka praktis aku tak dapat menggunakannya lagi alias mati total.

Sudah tak sabar untuk segera menjemput pujaan hatiku dan membayangkan bersamanya aku akan segera bisa menulis dan browsing lagi. Kupacu sepeda motor jadulku. Seperti biasa, hati boleh menggebu, namun apa mau dikata jika motto sepeda motor jadulku adalah “alon-alon asal kelakon”. Yo wes! Sing penting iso jalan…
Kendaraan dijalan jakarta saat ini tak padat, ( pak gubernur jangan seneng dulu ) tapi sangat padat!( sekarang boleh seneng ) wkwkwk..
Tapi apapun aral melintang akan aku hadapi dengan senyum manis dan sedikit sumringah. Apapun kondisi Jakarta kita harus mencintai Jakarta, begitulah kata bakal calon Gub DKI, Tantowi Yahya. Semoga ketika jika nanti tak terpilih, slogan ini tetap didengungkan oleh beliau.

Tibalah di Harco Mangga Dua, langsung saja aku menuju toko tempat servis laptopku. Tanpa basa-basi langsung saja kuambil laptopku. Ternyata bau mizone masih menyengat , ah biarlah! Sambil berharap semoga laptopku tidak ketagihan mizone karena pernah merasakan siraman air nya. Dan semoga setelah ini, laptopku menjadi lebih konsentrasi seperti apa kata iklan mizone di TV.

Tak lama, aku harus kembali pulang karena tak sabar ingin mengetahui lebih dalam perkembangan laptopku yang baru saja menjalani bedah untuk pertama kalinya. Kembali kupacu sepeda motorku, tapi “prit! Prit! “ segerombolan polisi sedang melakukan razia dan memberhentikan perjalananku. Yah pada akhirnya aku harus melakukan dialog tak terduga dengan seorang polisi.
Polisi : “selamat siang pak! Bisa diperlihatkan surat kendaraannya? “

Aku : “oh dengan senang hati dan riang gembira pak”

Polisi : “ Maaf pak, pajak STNK nya sudah mati, dan lampu belakang kendaraan juga mati “

Aku : ( Dalam hati ) “Siapa yang bunuh pak?”

Motor jadulku : wkwkwkwk
Aku : “Oh begitu ya pak, ya sudah ditilang saja pak” ( Sok idealis dikit )

Polisi : “Maaf pak, kami tidak membawa surat tilang, SIM bapak saya tahan, nanti surat tilangnya kami buatkan dikantor polisi”

Aku : ( dalam hati ) “ saya emang jelek pak, tapi ga bego-bego amat, to the point saja lah pak, ga usah pake basa-basi”

Motor jadulku : Wkwkwkwk

Aku : “ Wah setahu saya prosedurnya ga begitu pak, SIM saya boleh bapak bawa, tapi saya juga butuh surat tilangnya sekarang sebagai tanda terima, tebus laptop aja pake tanda terima kok, masak urusan yang menyangkut kepentingan dan ketertiban umum malah ga ada! Niat gak sih razianya?”

Polisi : “ Kalo bapak minta ditilang ya begitu bisanya, Jadi bapak maunya bagaimana??”

Aku : “ Emang ada pilihan lain pak?” ( Kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu malu! Wkwkwk )

Polisi : “ Ya jalan damai bisa kok?”

Aku : ( Dalam hati ) “damai?? Kapan kita perangnya??”

Motor jadulku : Wkwkwkwkwk

Polisi : “Sudah sekarang bapak mau kasih saya berapa?”

Aku : “saya Cuma punya 5 ribu pak, gmana pak?”

Polisi : “ Ya sudah, tolong diurus pajak STNK nya, lampu motor belakang juga diganti!”

Aku : “Siap pak! “

Motor jadulku : wkwkwkwk

Dialog yang aneh! Kejadian itu tepatnya di atas Flyover Asemka, Jakarta Barat. Jaman sekarang lewat flyover aja bayar 5 ribu. Inikah hasil daripada reformasi POLRI yang selalu didengung-dengungkan oleh para petinggi polisi? Cara-cara seperti inilah yang tidak menumbuhkan kembangkan kesadaran masyarakat karena tak ada efek jera disitu. Karena sudah pasti masyarakat akan memilih kehilangan duit 5 ribu ( itupun jika apes) daripada mengurus hal-hal lain yang membutuhkan waktu dan biaya lebih tinggi.
Atau mungkin polisi memiliki penafsiran lain akan jati dirinya sebagai pengayom masyarakat, bukankah memberi pilihan lunak kepada masyarakat merupakan sikap yang cukup friendly yang dilakukan polisi terhadap masyarakat?

Ya sudahlah, toh yang penting laptopku sudah kembali normal dan siap untuk digunakan kembali sebagaimana mestinya.

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar