Senin, 21 Maret 2011

KAHLIL GIBRAN 8

Berapa banyak hari yang kuraskan dalam kesedihan diantara dinding-dinding kota ini, berapa banyak malam kesendirian, dan siapakah yang dapat pergi dari kesedihan dan kesendirian tanpa penyesalan.
Berapa banyak bagian dari jiwa yang berserakkan dijalan-jalan ini, dan terlalu banyak anak-anak dalam penatianku yang berjalan telanjang diantara bukit ini, dan aku tidak dapat meninggalkan mereka tanpa sakit dan beban.
Bukan pakaian yang kulepaskan hari ini, tapi kulit yang aku robek dengan tanganku sendiri, bukan pikiran yang ku tinggalkan dibelakang, namun hati yang manis karena kelaparan dan dahaga.

Ya, aku tak dapat menanggungnya lebih lama, karena lautan yang telah memanggil semua hal kini telah memanggilku, dan aku harus bergerak mengikutinya, karena untuk tinggal walaupun waktu terbakar dimalam hari adalah untuk membeku dan mengkristal yang terkurung dalam cetakan.
Apakah akan kubawa semua yang ada disini, tp bagaimana mungkin? Sebuah suara tak akan dapat membawa lidah dan bibir yang memberinya sayap, suara harus mencarinya sendirian.
Dan sendiri tanpa sarang, elang harus terbang menyeberangi matahari, kini ketika Ia mencapai kaki bukit, Ia berbalik lagi kearah lautan dan Ia melihat kepalanya mendekati dermaga, dan Ia melihat para pelaut diatasnya, orang-orang tanah kelahirannya. Dan jiwanya berteriak kepada mereka, dan berkata : “Putra dan ibu tuaku, kalian penunggang ombak! Betapa sering kalian berlayar di dalam mimpiku, dan kini kalian datang dalam terjagaku yang menjadi mimpi terdalamku”.

Sumber : Buku Sang Nabi ( Syair-syair Cinta )

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar