Kamis, 31 Maret 2011

WAKIL RAKYAT CUMA PEPESAN KOSONG

Penulis : Gie Antara

Kejam, Sadis, Biadab... mungkin deretan kata-kata itulah yang saat ini terlontar dari mulut Paijo seorang kepala keluarga yang tak punya penghasilan sehingga anak-anaknya mengidap penyakit busung lapar, atau juga terucap dari mulut Painem yang setiap hari hanya bisa memakan nasi aking akibat sulitnya hidup di negara sendiri. memang kata-kata diatas terdengar agak sedikit kurang santun, dan rencana DPR membangun gedung mewah seharga 800 milyar itulah penyebab masyarakat Indonesia yang semula santun berubah menjadi tidak santun.
Bagaimana tidak, disaat bangsa ini rindu akan kesejahteraan dan kemakmuran, justru orang-orang yang selalu mengaku mewakili rakyat itu malah menghamburkan-hamburkan uang untuk sebuah gedung mewah baru, apakah orang-orang di DPR itu tidak pernah diajarkan tentang SKALA PRIORITAS? jika saja uang sebanyak itu dialokasikan untuk membuka lapangan kerja baru pada masing-masing daerah, berapa banyak rakyat yang terselamatkan dari kemiskinan.

Sangat wajar jika negeri ini dipenuhi pencopet, penjambret, orang gila, orang tua yang sadis, orang bunuh diri, perdagangan manusia, penyelundupan, bahkan teroris sekalipun! karena merasa hilang harapan dan kepercayaan terhadap para elite politik tempat dimana para rakyat bergantung.

Semua dibuat heboh oleh BOM BUKU yang hanya bisa melukai tangan kemudian para elite sibuk membuat undang-undang intelijen, tapi semua acuh dengan BOM TABUNG GAS yang bisa menghabiskan nyawa 1 keluarga tapi tak ada tindak lanjut lebih jauh mengenai itu. kenapa? apakah BOM BUKU mengancam pejabat, sedangkan BOM TABUNG GAS hanya mengancamn rakyat kecil sehingga tak ada harga untuk nyawanya. ya, BOM BUKU yang hebohnya lebih besar ketimbang ledakannya.

Seandainya hati nurani bisa dijual, maka saya akan memberikannya secara gratis untuk orang-orang yang kini mengaku sebagai wakil rakyat !






Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar