Senin, 04 April 2011

BERBAGI SENYUM TENGAH MALAM

Penuis : Gie Antara

Waktu telah menunjukkan tepat tengah malam (agak kepinggir dikit sih), pintu kamar sengaja kubuka lebar-lebar, bukan karena diluar sana ada keindahan bulan dan bintang tapi untuk mengusir hawa panas ( bukan hawa si perempuan ya, tapi maksudnya udara) harus diperjelas karena jaman sekarang beras makin mahal jadi tingkat sensitifitas sangat tinggi buat perempuan. Bukankah biasanya malam itu dingin ya, paling tidak menebarkan kesejukan angin malam, mungkin ini akibat dari pemanasan global. Btw ada cerita lucu nih…

Suatu hari seorang presiden sebuah negara pergi melihat pameran lukisan-lukisan.
Karena saat itu beliau mengalami sakit mata dan penglihatannya kabur, maka ia mengajak satu ajudannya untuk menuntunnya,
Presiden : “Wah, lukisan ini bagus. Gambar ikannya bener-bener hidup.”
Ajudan: “Shttt… Jangan keras-keras Pak. Itu gambar buaya.”
Kemudian mereka berpindah ke lukisan lain.
Presiden: “Gambar Gajah ini benar- benar gagah.”
Ajudan: “Shttt… Ojo keras-keras Pak. Itu gambar banteng.”
Presiden itu kemudian menahan diri memberi komentar sampai ia tiba pada satu pojok ruang pameran dia berseru:
“Wah, sing iki apik tenan. Lukisan Gorila nya begitu nyata anatominya.”
Ajudannya langsung tertegun dan berkata:
“Pssttt…. Jangan keras-keras Pak. Itu cermin!”

Lumayan lucu juga, kok presiden begitu bisa lolos seleksi KPU ya, ya sudahlah mungkin KPU nya juga begitu.. Radio favorit saya tumben malam-malam begini lagun-lagunya kok bernada tinggi semua ya, bukannya lagu bernada tinggi itu kebanyakan diputar siang hari, ah mungkin operatornya ketiduran dari siang sampe sekarang, logis bukan??

Bicara masalah logis, ada sebuah cerita yang menurut saya menarik, berikut ini ceritanya..

Ada dua orang gadis, salah satu dari mereka cara
berpikirnya MATEMATIS (M) dan yang satunya cara
berpikirnya mengandalkan LOGIKA ( L) . Mereka berdua
berjalan pulang melewati jalan yang gelap, dan
jarak rumah mereka masih agak jauh. Setelah beberapa
lama mereka berjalan....

M : Apakah kamu memperhatikan, ada seorang pria
yang sedang berjalan mengikuti kita kira2 sejak
tigapuluh delapan setengah menit yang lalu? Saya
khawatir dia bermaksud jelek.

L : Itu hal yang Logis. Dia ingin memperkosa kita.

M : Oh tidak, dengan kecepatan berjalan kita seperti
ini, dalam waktu 15 menit dia akan berhasil menangkap
kita. Apa yang harus kita lakukan.

L : Hanya ada 1 cara logis yg harus kita lakukan,
yaitu berjalan lebih cepat.

M : Itu tidak banyak membantu, gimana nich.....

L : Tentu saja itu tidak membantu, Logikanya kalau
kita berjalan lebih cepat dia juga akan mempercepat
jalannya.

M : Lalu, apa yang harus kita lakukan? Dengan
kecepatan kita seperti ini dia akan berhasil menangkap
kita dalam waktu dua setengah menit...

L : Hanya ada satu langkah Logis yang harus kita
lakukan.. Kamu lewat jalan yang ke kiri dan aku lewat
jalan yang kekanan. sehingga dia tidak bisa mengikuti
kita berdua dan hanya salah satu yang diikuti
olehnya.

Setelah kedua gadis itu berpisah, ternyata Pria tadi
mengikuti langkah si gadis yang menggunakan logika
(L ).
Gadis matematis ( M) tiba di rumah lebih dulu dan
dia khawatir akan keselamatan sahabatnya. Tapi, tidak
berapa lama kemudian, Gadis Logika (L ) datang.

M : Oh terima kasih Tuhan.. Kamu tiba dengan selamat.
Eh, gimana pengalamanmu diikuti oleh Pria tadi?

L : Setelah kita berpisah dia mengikuti aku terus.

M : Ya.. ya.. Tetapi apa yang terjadi kemudian dengan
kamu?

L : Sesuai dengan logika saya langsung lari sekuat
tenaga dan Pria itupun juga lari sekuat tenaga
mengejar saya.

M : Dan... dan..

L : Sesuai dengan logika dia berhasil mendekati saya
di tempat yang gelap...

M : Lalu.. Apa yang kamu lakukan?

L : Hanya ada satu hal logis yang dapat saya lakukan,
yaitu saya mengangkat rok saya..

M : Oh... Lalu apa yang dilakukan pria tadi?

L : Sesuai dengan logika... Dia menurunkan
celananya...

M : Oh tidak... Lalu apa yang terjadi kemudian?

L : Hal yang logis bukan, kalau gadis yang mengangkat
roknya larinya lebih cepat dari pada lelaki yang
berlari sambil memelorotkan celananya... So akhirnya
aku bisa lolos dari pria itu...

Jadi pilih seorang logis atau seorang yang matematis??? yang logis boleh karena memang hidup itu tidak diatas kertas, yang matematis juga boleh, hasilnya harus pasti meskipun caranya harus beda, untuk menjadi 10 tidak harus 5+5, masih ada 8+2, atau 7+3. semua tergantung sudut pandang kita dalam memahami setiap hal. sekarang waktunya tutup pintu kamar, matikan lampu, dan tarik selimut.. bersyukurlah sebelum segalanya hilang. Semoga catatan malam ini dapat bermanfaat buat anda semua paling tidak bisa membuat anda tersenyum...

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar