Senin, 04 April 2011

PELAYAN YANG TAK TAHU DIRI !



Penulis : Gie Antara

Saya sepakat bahwa pemerintah sejatinya adalah pelayan bagi rakyat, baik itu pemerintah pusat maupun daerah, baik itu kantor birokrasi maupun kantor BUMN. Maka sudah selayaknya kita semua tahu tugas dan kewajiban seorang pelayan terhadap majikannya (rakyat ), meskipun sebenarnya sang majikan (rakyat) tidak terlalu banyak menuntut terhadap pelayan (pemerintah).

Suatu ketika saya mengantar ayah saya ke kantor pos untuk mengambil gaji bulanan, seperti kita ketahui bagi pensiunan PNS dan PEPABRI pengambilan gajinya ditempatkan dikantor pos sesuai dengan domisili. Ayah saya seorang pensiunan pegawai negeri yang usianya hampir mencapai 70 tahun, yang untuk berdiri lama pun rasanya sudah sulit apalagi harus mengantri dan berdesak-desakkan. Ironisnya pemerintah tidak membolehkan pengambilan gaji pensiunan ini dikuasakan kepada orang lain kecuali yang berhak menerima gaji ini sedang sakit, dan itupun melalui proses birokrasi yang rumit dan memakan waktu. Padahal katanya rakyat adalah majikan.



Kantor pos ini begitu sempit untuk menyiapkan kenyamanan bagi para orang-orang tua yang katanya mereka adalah majikan, miris rasanya melihat orang-orang tua itu saling berdesakan menunggu giliran untuk dipanggil namanya dengan waktu yang cukup lama, ditambah dengan hawa panas karena kipas angin tak cukup banyak untuk meniupkan kesejukkan. Dalam hati saya berharap semoga ayah saya mampu bertahan pada itu semua, seandainya saja saya dibolehkan untuk tanda tangan pada kertas pengambilan gaji itu sudah pasti saya akan menggantikan ayah saya berdiri disitu, tapi apa boleh buat ini sudah menjadi peraturan pemerintah yang katanya sebagai pelayan itu. Dan ironisnya lagi, hal ini terjadi setiap bulan tanpa ada pembenahan dan perbaikan pelayanan kepada rakyat. Saya berpkir ini adalah proses pembiaran pemerintah dan ketidakpekaan pemerintah terhadap rakyatnya, padahal sudah jelas ada ketidaknyamanan disitu.

Selama ini pemerintah selalu membuat kesan bahwa rakyat adalah sesuatu yang membutuhkan dan pemerintah adalah sesuatu yang dibutuhkan, sehingga pelayanan seburuk apapun tak jadi soal yang penting rakyat terpenuhi kebutuhannya. Pemikiran konyol ini sangat tidak sejalan dengan klaim bahwa pemerintah adalah pelayan dan rakyat adalah majikan. Jika suatu saat ada pejabat pemerintah, DPR, maupun birokrat yang mengatakan bahwa mereka adalah pelayan rakyat, mari kita ucapkan didalam hati saja bahwa itu semua adalah omong kosong.

Saya hanya ingin mengajak anda membayangkan jika salah satu dari orang-orang yang mengantri berdesak-desakan itu adalah orang tua anda yang renta.

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar