Minggu, 10 April 2011

DIPLOMASI RAJA SULAIMAN MENYADARKAN RATU BALQIS



Penulis : Gie Antara

Al kisah di zaman Raja sulaiman, ada seorang ratu yang berkuasa di negri saba' bernama Ratu Balqis. Seluruh rakyatnya menyembah matahari, hal ini kemudian diketahui oleh Raja sulaiman, setelah intelijennya yang berupa burung hud-hud melihat langsung aktifitas kehidupan dinegri saba'. Berita dari burung hud-hud ini bukan sekedar kabar burung yang tidak ada ujung pangkalnya, ini adalah laporan aktual yang bisa dipertanggung jawabkan.

Dinegri saba' matahari disembah, karena matahari dianggap sebagai sumber kehidupan dinegrinya. Undang-undang yang berlaku disesuaikan dengan perputaran matahari, mengikuti pola matahari itu. Keberhasilan seseorang diukur dari banyaknya materi yang berhasil dikumpulkan, meskipun dengan berbagai macam cara. Mentri-mentri dan pengusaha ada disekeliling ratu agar mudah mendapatkan akses keberbagai bidang. upeti dari bawahan ke pejabat-pejabat negri berlangsung marak untuk keamanan usaha dan apapun bentuknya, semua tergantung dari besar dan kecilnya upeti yang dipersembahkan.

Berbeda dengan negri yang dipimpin Raja Sulaiman, seorang Nabi keturunan Nabi Daud. Raja Sulaiman memerintah negrinya dengan berpegang teguh kepada hukum-hukum Allah SWT, hukum-hukum yang terdapat pada kitab Zabur. Perkembangan budaya toleransi dijunjung tinggi sampai pada tingkat hewan, karena semut pun mempunyai hak untuk hidup. Guna mencukupi rakyatnya, sumber daya manusia dan sumber daya alam dikelola dengan sesuai dengan menejemen sang pencipta agar dapat tertata disegala bidang. Negri Sulaiman pun tidak bergantung kepada bantuan negri lain, kehidupan mandiri telah ditanamkan kepada seluruh rakyatnya.

Setelah Raja Sulaiman mendapatkan laporan dari intelijennya mengenai kondisi negri saba' yang dipimpin oleh seorang ratu yang menyembah matahari, maka sang intelijen diutus kembali untuk menyerahkan surat dari Raja Sulaiman. Surat Raja Sulaiman diabadikan oleh Allah dalam Al-Quran surat An-naml, ayat 30-31. "Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya : " Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapKu dan datanglah kepadaKu sebagai seorang yang berserah diri(muslimin)". Surat dari Raja Sulaiman itu begitu singkat, namun mengandung makna yang sangat dalam, diplomatis dan dakwah tingkat tinggi.

Kandungan makna yang sangat dalam ini mengejutkan Ratu balqis, maka pada waktu yang telah ditentukan berkumpulah para pembesar dari seluruh wakil rakyat dalam sidang majelis negri saba'. sebagaimana diterangkan Allah dalam surat An-Naml, balqis berkata "Hai para pembesar berilah aku pertimbangandalam urusanku (ini), aku tidak pernah memutuskan suatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelisku". Kemudian Ratu Balqis memutuskan untuk memberi hadiah berupa upeti kepada Raja Sulaiman. Prilaku jahiliyah seperti ini ditolak oleh Raja sulaiman, karena Raja Sulaiman hanya membutuhkan kepatuhan Ratu Balqis kepada Allah sebagai pengatur alam semesta.

Kemudian Raja Sulaiman menugaskan seorang cendikiawan jenius untuk mengambil singgasana Ratu Balqis dalam sekejap tanpa perlawanan sedikitpun, dan kini singgasana itu telah ada dihadapan Raja Sulaiman, dan istana Ratu Balqis direformasi secara gradual dalam waktu yang juga sangat singkat.Terkejutlah Ratu Balqis ketika mengunjungi istana Raja Sulaiman dan berkata "Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku". dan terlihat segalanya begitu subur, makmur, dan kaya raya meskipun tanpa meminta bantuan dari negri lain.

Kisah ini menjadi pelajaran sepanjang masa bagi umat manusia, selama Al-Quran masih sebagai pedoman hidup, maka pedoman itu berlaku sampai kehidupan ini berakhir. Al-Quran surat Al Fath, ayat 23 : " Sesungguhnya sebagai sunatulloh yang berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan pada sunatulloh itu".

Akhirnya Ratu Balqis berserah diri bersama Raja Sulaiman kepada Allah SWT. Betapa pentingnya menyampaikan sesuatu dengan cara diplomasi damai, bukan dengan kekerasan, apalagi harus menentukan hak hidup mahluk Tuhan. Apa artinya kebenaran tanpa kekuasaan, karena kebenaran hanya bisa ditegakkan dengan sebuah kekuasaan yang dapat menjadi tauladan pada rakyatnya. Mari kita berdoa agar kekuasaan yang memimpin kita mampu menerapkan kebenaran agar mencapai kemakmuran, kesejahteraan, dan keridhaan Allah SWT. Amin.

Artikel yang berkaitan



0 komentar:

Posting Komentar