ESOK SIAPA LAGI ?? ( Dimana burung gereja itu? )

Penulis : Gie Antara

Pagi yang cerah ini membuka mataku, sekaligus menyuruhku meninggalkan mimpi-mimpi yang aku rajut dari semalam. Segelas air putih buyarkan mimpi-mimpi yang sedikit tersisa sehingga nanarlah mataku.

Kududuki bangku pada teras rumahku, menyaksikan suasana pagi dengan segala ilustrasinya. Masih tetap indah seperti pagi-pagi sebelumnya. Tapi dimanakah burung gereja itu? Dimanakah sekumpulan unggas pemakan bijian yang selalu hinggap diatap rumah-rumah? Aku baru menyadari ketiadaannya pagi ini.

Mungkin aku telah melupakannya beberapa bulan ini, sehingga memang aku selalu merasa ada yang hilang pada ilustrasi pagi yang telah terjawab dipagi ini. Ah ! dikabel-kabel listrikpun tak ada, dipepohonan juga tak kulihat bentuk mungilnya, bahkan suaranya pun tak lagi kudengar.

Biasanya mereka ada disekitarku, menemani lamunan dan renunganku di pagi hari. Menghiasi pohon jambuku dengan lompatan-lompatan kecil disetiap dahan. Dan kadang mereka menantangku untuk terbang seperti mereka sembari meninggalkan pesan bahwa inilah kebebasan!

Alam memang selalu menyajikan sebuah catatan, dan burung kecil itu akan menjadi legenda binatang jika mereka tak lagi menghampiri rumahku diesok-esok hari. Jakarta mungkin telah merenggut nyawanya, tapi tidak untuk kebebasannya. Karena kebebasan yang telah diajarkannya dulu, kini telah tertanam dihatiku.

Ya, burung kecil itu tereliminasi dari ilustrasi pagi dan esok siapa lagi? Selamat jalan burung kebebasan…

Artikel yang berkaitan